Sabtu, 11 Februari 2012

saat Menjadi mentor jadi pilihan

"kring..kring..kring" , telepon genggam Ani berbunyi. Ani bergegas mengambilnya siapatau dari umminya yang katanya akan menghubunginya hari ini.
                 "Ass, Ani ada di kosan ngak?. aku mau ke kosanmu dunk..mau main aza.. " terdengar suara seorang perempuan dari telpon genggamnya. Ani lekas menjawab suara cepat itu dengan jawaban yang singkat juga. Ani kembali merapihkan tumpukan buku hasil kerja kerasnya belajar tadi malam. jam di meja Ani pun menunjukan pukul 08.35. Ani menantikan kehadiran temannya itu sambil merapihkan piring dan gelas kotor yang menumpuk di dekat kamar mandinya.
                 Tak berapa lama kemudian, terdengar suara pagar seolah ada yang mencoba membukanya namun karena terkunci, tamu itupu berteriak kencang. "Ani...Ani...boleh bukain ngak?!". tanpa berfikir panjang segera Ani ambil kerudungnya dan keluar dari kamarnya. Wajah Ani nampak sangat senang karena sejak 2 pekan lalu baru kali ini ia bertemu senior terdekatnya itu, Dina.
             Anipun langsung mengajak Dina masuk dan mempersilahkan duduk. "ayo silahkan duduk mba, boleh di kasur atau di karpet". Awalnya mereka membicarakan tentang mata kuliah fisioterapi, yang semester ini ternyata mereka satu kelas. tapi, tiba-tiba Dina mengatakan
"Ani, mba mau mundur jadi mentor. mba merasa ngak pantes". tanpa di sadari Dina, apa yang dikatanya itu ternyata sangat mengejutkan Ani. Disaat Ani merasa ia sangat kagum dengan seniornya yang satu itu, tetap mempertahankan menjadi seorang mentor agama islam yang dulunya begitu banyak halang rintang, namun hingga saat ini ia mampu bertahan. tapi tiba-tiba dengan alasan yang tak seharusnya di ucapkan. ia ucapkan di depannya langsung.
suasana hening hingga jam di meja Ani menunjukkan pukul 08:45. Merasa tak ada respon dari Ani, Dina pu mencoba mencairkan suasana kembali. Dina mengalihkan pembicaraan ke buku-buku koleksi Ani.
"wah banyak banget ya bukumu, Ni, jadi pingin baca..hehehe..", tangan Dina sibuk memilih-milih buku. seolah tak mendengar apa yang baru saja Dina katakan, Ani bergeser kearah tumpukan gelas dan mengambil air mineral dari dispenser miliknya.
"mmm.. mba Din, ukuran pantasnya apa ya mba?", Ani mulai mengarahkan kembali ketopik sebelumnya. "ilmu?, akhlak?, ibadah?"
"bukankah tak ada manusia yang pantas mengajarkan semua ke baikan islam, selain rasulullah", Ani kembali memberikan argumennya. kali ini Dina yang terdiam, ia nampak menyimak apa yang Ani katakan. "kita hanya pengikut rasulullah, yang berusaha melanjutkan perjuangnya, menyampai kan islam semampu kita", ucap ani meyakinkan.
Dina terdiam dan kembali memainkan boneka-boneka kura-kura milik Ani. Ani tidak memaksakan kehendaknya pada kakak seniornya itu.

Minggu, 05 Februari 2012

Sibuk dalam Kebaikan, Nikmat yang tak kau sadari

Bersyukurlah bagi kamu yang masih bisa bekerja sama dalam sebuah organisasi islami. berbahagialah bagi kamu yang masih bisa sibuk dengan kebaikan. bersyukurlah bagi kamu yang masih dengan mudah menemui sahabat-sahabat yang mau mengingatkanmu dalam taat padaNya baik langsung ataupun tdk. bersyukur dan nikmatilah.